Ikhlas Niat
Ikhlas Niat
Setiap amalan harus didasaarkan pada niat mencari ridhaNya. Dengan begitu, ada yang bisa kita dapatkan, setidaknya dua keuntungan bagi seorang muslim, pertama akan senantiasa hadir dorongan dalam dirinya untuk melakukan kebaikan, dan kedua tentu pahala terbaik di akhirat kelak menunggu pemiliknya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar). Al-Bayyinah [98]:5
Dalam dua ayat yang berurutan, manusia telah diberikan dasar untuk mengarungi hidup, dalam surat al-baqarah ayat tiga puluh delapan dan tiga puluh sembilan, difirmankan, bahwa yang mengikuti petunjuk (al-quran) akan ada padanya dua perkara, pertama tidak takut dan kedua tidak akan sedih. Ikhlas niat karena Alloh adalah satu cara mengikuti petunjuk. Dan dalam ayat yang satunya disebutkan bahwa akhir dari orang yang berpaling dari petunjuknya adalah menjadi ashhab al- naar (penghuni neraka). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قُلْنَا اهْبِطُوْا مِنْهَا جَمِيْعًا ۚ فَاِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِّنِّيْ هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ
وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَكَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَآ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ ࣖ
Kami berfirman, “Turunlah kamu semua dari surga! Lalu, jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu, siapa saja yang mengikuti petunjuk-Ku tidak ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih hati. (Sementara itu,) orang-orang yang mengingkari dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. (Al-Baqarah [2]:38-39)
Manusia hanya dituntut oleh Sang pencipta untuk senantiasa memfokuskan diri ta’at pada titahNya, dan perkara yang selainnya telah Ia jamin. Namun kebanyakan manusia membalikan konsep, dengan memberikan fokus lebih besar pada hal yang telah Alloh jamin.
Dan nanti ketika waktunya telah tiba, kita akan sadar bahwa hal yang hari ini kita anggap penting dan paling penting sekali pun, tidak akan menjadi kebaikan sedikit pun, yang ada nantinya hanya tinggal hayalan dan angan-angan untuk kembali, lalu memperbaiki. Dan kemungkinan itu sudak mustahil.
Keikhlasan adalah hal yang ada dan senantiasa dibarengi dengan ketaqwaan, yaitu rasa dan yakin ada muroqobah Alloh, juga hadir dalam diri kita pengagungan terhadapnya, dan juga ada khouf (takut) sehingga hadir keikhlasan yang sempurna.
Lagi pula, kita harus sangat yakin dan meyakini, tidak ada yang tertutup dari kemaha melihatannnya Alloh. Tersembunyi adalah istilah yang berlaku antara manusia, sedang bagi Alloh tidak ada yang namanya tersembunyi terhalang dan tertutup. Yang ada hany kejelasan dan nampak jelas.
Harusnya kita malu, dengan kenyataan bahwa ada dzat yang senantiasa melihat kita dan tidak pernah lalai,. Apapun amaliah kita, Ia melihat dengan jelas dan tanpa aling-aling. Dan sudah sepantasnya kita mencari perhatian Alloh dengn melaksanakan setiap yang Ia cinta, ridha dan suka dari Amal kita. Ingin terlihat itui tidak salah, yang jadi salah, adalah manakala kita ingin dilihat dan terlihat manusia, kalau Alloh yang kita harapkan perhatiaannya,itu diharuskan. Dan hanya darinyalah kita mengharap perhatian atas segala amaliah kita. Dan semoga kita masuk dalam golongan manusia yang mengharapkan perhatiannya dan dijauhkan dari mencari perhatian manusia dalam urusan ibadah. Wallohu alam bi shawab.
Penulis: Ustadz Nur Falah (Staff Pengajar Pesantren MAQI)