Hadits

Etika Menjenguk Orang Sakit

Rasulullah SAW pernah bersabda; bahwa salah satu hak muslim terhadap muslim lainnya adalah menjenguk orang yang sakit. Hal ini selain merupakan ibadah juga merupakan bentuk kepedulian sosial manusia. Orang yang sedang ditimpa sakit akan merasa senang  dan berbesar hati dengan kunjungan saudara-saudaranya, terlebih lagi jika yang mengunjinginya merupakan seorang tokoh agama yang sholeh lalu mendo’akannya dengan tulus dan ikhlas, maka ini akan menjadi kebanggan tersendiri bagi yang sakit. Dalam hal ini agama telah mengatur bagaimana etika menengok orang yang sakit, diantaranya;

Menengok orang yang sakit merupakan perintah Rasulullah SAW


عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ بِسَبْعٍ بِعِيَادَةِ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعِ الْجَنَائِزِ وَتَشْمِيتِ الْعَاطِسِ وَنَصْرِ الضَّعِيفِ وَعَوْنِ الْمَظْلُومِ وَإِفْشَاءِ السَّلَامِ وَإِبْرَارِ الْمُقْسِمِ وَنَهَى عَنْ الشُّرْبِ فِي الْفِضَّةِ وَنَهَانَا عَنْ تَخَتُّمِ الذَّهَبِ وَعَنْ رُكُوبِ الْمَيَاثِرِ وَعَنْ لُبْسِ الْحَرِيرِ وَالدِّيبَاجِ وَالْقَسِّيِّ وَالْإِسْتَبْرَقِ (رواه البخاري)

Dari Al Barra` bin ‘Azib r.a, dia berkata; “Rasulullah SAW memerintahkan kami tujuh perkara yaitu; menjenguk orang yang sakit, mengiringi jenazah, mendoakan orang yang bersin, menolong yang lemah, menolong orang yang terzalimi, menebarkan salam dan menunaikan sumpah, dan beliau juga melarang minum dari bejana yang terbuat dari perak, mengenakan cincin emas, menaiki sekedup yang ditutupi dengan kain sutra, mengenakan kain sutra, dibaj, Qasiy dan Istabraq (sejenis kain sutra)”. (H.R. Bukhari)

Targhib atau rangsangan untuk menengok orang yang sakit

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَا ابْنَ آدَمَ مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي قَالَ يَا رَبِّ كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ قَالَ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلَانًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَطْعَمْتُكَ فَلَمْ تُطْعِمْنِي قَالَ يَا رَبِّ وَكَيْفَ أُطْعِمُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ قَالَ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّهُ اسْتَطْعَمَكَ عَبْدِي فُلَانٌ فَلَمْ تُطْعِمْهُ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ أَطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَسْقَيْتُكَ فَلَمْ تَسْقِنِي قَالَ يَا رَبِّ كَيْفَ أَسْقِيكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ قَالَ اسْتَسْقَاكَ عَبْدِي فُلَانٌ فَلَمْ تَسْقِهِ أَمَا إِنَّكَ لَوْ سَقَيْتَهُ وَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي (رواه مسلم)

Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah SAW bersabda, Hai anak Adam! Aku sakit, mengapa kamu tidak menjenguk-Ku?” Jawab anak Adam, “Wahai Rabb-ku, bagaimana mengunjungi Engkau, padahal Engkau Tuhan semesta alam?” Allah Ta’ala berfirman, “Apakah kamu tidak tahu bahwa hamba-Ku si Fulan sakit, mengapa kamu tidak mengunjunginya? Apakah kamu tidak tahu, seandainya kamu kunjungi dia kamu akan mendapati-Ku di sisinya?” “Hai, anak Adam! Aku minta makan kepadamu, mengapa kamu tidak memberi-Ku makan?” Jawab anak Adam, “Wahai Rabb-ku, Bagaimana mungkin aku memberi engkau makan, padahal Engkau Tuhan semesta alam?” Allah Ta’ala berfirman, “Apakah kamu tidak tahu, bahwa hamba-Ku si Fulan minta makan kepadamu tetapi kamu tidak memberinya makan. Apakah kamu tidak tahu seandainya kamu memberinya makan niscaya engkau mendapatkannya di sisi-Ku?” “Hai, anak Adam! Aku minta minum kepadamu, mengapa kamu tidak memberi-Ku minum?” Jawab anak Adam, “Wahai Tuhanku, bagaimana mungkin aku memberi Engkau minum, padahal Engkau Tuhan semesta alam?” Allah Ta’ala menjawab, “Hamba-Ku si Fulan minta minum kepadamu, tetapi kamu tidak memberinya minum. Ketahuilah, seandainya kamu memberinya minum, niscaya kamu mendapatkannya di sisi-Ku.” (HR. Muslim)

Boleh menengok tetangga non-muslim yang sakit

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ غُلَامٌ يَهُودِيٌّ يَخْدُمُ النَّبِيَّ ﷺ فَمَرِضَ فَأَتَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُهُ فَقَعَدَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَقَالَ لَهُ أَسْلِمْ فَنَظَرَ إِلَى أَبِيهِ وَهُوَ عِنْدَهُ فَقَالَ لَهُ أَطِعْ أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْلَمَ فَخَرَجَ النَّبِيُّ ﷺ وَهُوَ يَقُولُ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْقَذَهُ مِنْ النَّارِ (رواه البخاري)

Dari Anas r.a, berkata,: “Ada seorang anak kecil Yahudi yang bekerja membantu Nabi SAW menderita sakit. Maka Nabi SAW menjenguknya dan beliau duduk di sisi kepalanya lalu bersabda, “Masuklah Islam”. Anak kecil itu memandang kepada bapaknya yang berada di dekatnya, lalu bapaknya berkata,: “Taatilah Abu Al Qasim SAW”. Maka anak kecil itu masuk Islam. Kemudian Nabi SAW keluar sambil bersabda, “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan anak itu dari neraka”. (H.R. Bukhari)

Mendo’akan orang yang sakit

عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ قَالَ دَخَلْتُ أَنَا وَثَابِتٌ عَلَى أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ فَقَالَ ثَابِتٌ يَا أَبَا حَمْزَةَ اشْتَكَيْتُ فَقَالَ أَنَسٌ أَلَا أَرْقِيكَ بِرُقْيَةِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ قَالَ بَلَى قَالَ اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شَافِيَ إِلَّا أَنْتَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا (رواه البخاري)

Dari Abdul Aziz dia berkata, “Aku dan Tsabit pernah mengunjungi Anas bin Malik, lalu Tsabit berkata, “Wahai Abu Hamzah, aku sedang menderita suatu penyakit.” Maka Anas berkata, “Maukah kamu aku ruqyah dengan ruqyah Rasulullah SAW?” dia menjawab, “Tentu.” Anas berkata, “ALLAHUMMA RABBAN NAASI MUDZHIBIL BASA ISYFII ANTA SYAAFI LAA SYAAFIYA ILLA ANTA SYIFAAAN LAA YUGHAADIRU SAQAMAN” (Ya Allah Rabb manusia, Dzat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Maha Penyembuh, tidak ada yang dapat menyembuhkan melainkan Engkau, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit)“. (H.R. Bukhari)

عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: عَادَنِي رَسُوْلُ اللّهِ ﷺ فَقَالَ: اَللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا اَللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا اَللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا (رواه مسلم)

Dari Sa’ad bin Abi Waqosh r.a, berkata: Rasulullah menjenguku, maka beliau berdo’a; ALLHUMMA ISYFI SA’DAN, (Ya Allah! Semduhkanlah sa’ad) 3X”. (HR. Muslim)

عَنْ أَبِي عَبْدِ اللّهِ بْنِ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي العَاصِ الثَّقَفِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ شَكَا إِلَى رَسُوْلِ اللّهِ ﷺ وَجَعًا يَجِدُهُ فِي جَسَدِهِ, فَقَالَ لَهُ رَسُوْلُ اللّهِ ﷺ: ضَعْ يَدَكَ عَلَى الَّذِي يَأْلَمُ مِنْ جَسَدِكَ وَ قُلْ: بِسْمِ اللّهِ ثَلَاثًا وَ قُلْ سَبْعَ مَرَّاتٍ: أَعُوْذُ بِعِزَّةِ اللّهِ وَ قُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَ أُحَاذِرُ (رواه مسلم)

Dari Abi ‘Abdillah ‘Ustman bin Abi al-Ash as-Tsaqofi r.a, sesungguhnya ia mengeluh kepada Rasulullah SAW dari penyakit yang dideritanya. Rasulullah SAW berkata kepadanya: “Letakanlah tanganmu ditempat yang kau rasakan sakit, lalu bacalah; BISMILLAHI 3X, kemudian bacalah; A’UDZU BI IZZATI ALLAHI WA QUDRATIHI MIN SYARRI MA AJIDU WA UHADZIRU, 7X, (Aku berlindung kepada kemulian atau kekuasaan Allah dari penderitaan yang saya rasakan dan saya kuatirkan)”. (HR. Muslim)

Keterangan:

Hadist ini menunjukan bahwa yang menderita sakit juga dianjurkan untuk berdo’a, sebagaimana do’a tersebut diatas.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ مَنْ عَادَ مَرِيضًا لَمْ يَحْضُرْ أَجَلُهُ فَقَالَ عِنْدَهُ سَبْعَ مَرّاَتٍ أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ أَنْ يَشْفِيَكَ إِلَّا عَافَاهُ اللَّهُ مِنْ ذَلِكَ الْمَرَضِ (رواه أبو داود)

Dari Ibnu Abbas dari Nabi SAW, beliau berkata, “Barangsiapa yang mengunjungi orang sakit yang belum datang ajalnya kemudian ia mengucapkan (doa) di sebelahnya sebanyak tujuh kali: AS ALULLAAHAL ‘AZHIIM RABBAL ‘ARSYIL ‘AZHIIM AN YASYFIYAKA (aku mohon kepada Allah yang Mahaagung, Tuhan Arsy yang Agung semoga Dia menyembuhkanmu), maka Allah akan menyembuhkannya dari penyakit tersebut”. (HR. Abu Daud)

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ دَخَلَ عَلَى رَجُلٍ يَعُودُهُ فَقَالَ لَا بَأْسَ طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ فَقَالَ كَلَّا بَلْ حُمَّى تَفُورُ عَلَى شَيْخٍ كَبِيرٍ كَيْمَا تُزِيرَهُ الْقُبُورَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَعَمْ إِذًا (رواه البخاري)

Dari Ibnu Abbas r.a, bahwa Rasulullah SAW pernah menjenguk seorang laki-laki yang sedang sakit, beliau lalu bersabda: LA BA’SA TOHURUN IN SYA ALLAHU (Tidak apa-apa, Insya Allah baik-baik saja).” Ibnu Abbas berkata, “Baik?!, tidak mungkin, sebab penyakit yang di deritanya adalah demam yang sangat kritis, yang apabila diderita oleh orang tua akan menyebabkannya meninggal dunia.” Maka Nabi SAW bersabda, “Kalau begitu, memang benar.” (H.R. Bukhari)

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ أَنَّ جِبْرِيلَ أَتَى النَّبِيَّ ﷺ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ اشْتَكَيْتَ فَقَالَ نَعَمْ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ اللَّهُ يَشْفِيكَ بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ (رواه مسلم)

Dari Abu Sa’id bahwa Jibril mendatangi Nabi SAW kemudian berkata, “Hai Muhammad, apakah kamu sakit? Rasulullah SAW menjawab, ‘Ya. Aku sakit. Lalu Jibril meruqyah beliau dengan mengucapkan; BISMILLAHI ARQIKA MIN KULLI SYAIIN YU’DZIKA WA MIN SYARRI KULLI NAFSIN AU ‘AININ HASIDIN ALLAHU YASYFIKA BISMILLAHI ARQIKA, (Dengan nama Allah aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu dan dari kejahatan segala makhluk atau kejahatan mata yang dengki. Allah lah yang menyembuhkanmu. Dengan nama Allah aku meruqyahmu)”. (HR. Muslim)

Nah inilah adab seorang muslim ketika menjenguk saudaranya yang sakit. Mudah-mudahan kita semua bisa mengamalkan nya.

Penulis : Ustadz Fairuuz Faatin (Bidang Perkantoran & Bendahara Pesantren MAQI

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.