Tsaqafah

Jati Diri Seorang Muslim

 

bagaimana cara kita membangun jati diri yang baik ? apa sih makna dewasa yang sebenarnya?. Tentunya pertanyaan itu sering kita tanyakan pada diri sendiri ketika baru masuk masa puberitas, karena memang jawaban dari pertanyaan ini terkadang menjadi salah satu penyebab seseorang masuk dalam pergaulan bebas, mengexpresikan diri dengan gaya tanpa batas, mulai dengan meroko, minum-minuman keras, berhubungan diluar nikah alias zina, ugal-ugalan dijalanan tanpa maksud yang jelas, dan masih banyak hal-hal negatif yang sering kita jumpai pada budaya anak muda zaman sekarang.

Salah memilih sosok tauladan bisa mengakibatkan buta akan arah tujuan, hilang jati diri sebenarnya. Makanya, pantas apabila sering didapati anak-anak yang baru memasuki sekolah tingkat menengah sudah melakukan hal-hal yang diluar dari tabiat mereka. Itulah gambaran dari anak-anak yang menurut saya keluar dari jati diri asli mereka.

Adapun langkah-langkahnya ialah :
Percaya diri bahwa dirimu dibutuhkan orang lain, sebagaimana dalam syair arab dikatakan bahwa “khairunnaasi anfa’uhum linnaasi” yang artinya bahwa sebaik-baik orang adalah yang paling bermanfaat bagi orang disekitarnya. Sebagaimana dikatakan bahwa manusia itu makhluk sosial maka kita harus memulai dari kehidupan kita bersama keluarga, cari cara bagaimana dirimu bermanfaat bagi orang lain.

Optimis dan terus melangkah sesulit apapun situasi dan kondisinya, jangan terpengaruh oleh setiap ocehan dari setiap orang yang tidak senang dengan perubahan positif dalam diri kita. Karena kekebalan diri dari cemoohan itu akan membuat jati diri kita menjadi semakin kuat, berbeda halnya jika kita mulai terpengaruh oleh perkataan mereka, gambar jati dirinya tidak akan terbentuk, laksana buih dalam lautan, selalu terombang ambing oleh arus zaman.

Berbuat baik dengan sesama teman, kenapa? Karena kita tidak bisa berubah tanpa bantuan dari teman-teman. Seperti halnya pasir bangunan, tak akan bisa terbangun apabila tak ada campuran dari bahan-bahan yang lainnya seperti semen, kerikil dan air.

Bersegera untuk memulai perubahan, karena kesempatan terkadang tidak datang untuk yang kedua kalinya. Apabila keinginan sudah ada dan waktu masih lapang, maka hendaknya jangan kita tunda-tunda. Realisasikan setiap ilmu agama yang kita dapat dari masjid, halaqoh qur’an, seminar islami, karna Allah menyeru kita untuk menyegerakan diri dalam kebaikan “ wa saari’uu ila maghfiratim mirrabbikum”.

Penulis : Ustadz A. Muslim Nurdin, S.Pd (Mudir Pesantren MAQI)

 

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.