Inna Wa Akhwātuhā
Pengantar
Dalam ilmu nahwu, terdapat kelompok huruf yang sangat penting karena pengaruhnya terhadap jumlah ismiyyah, yaitu Inna wa akhwātuhā (إِنَّ وَأَخَوَاتُهَا). Huruf-huruf ini berfungsi menashabkan mubtada’ dan merafa‘kan khabar, serta memberikan penekanan atau makna tambahan dalam kalimat. Memahami bab ini sangat penting agar tidak keliru dalam i‘rāb dan pemahaman makna ayat Al-Qur’an maupun kalimat bahasa Arab.
Pengertian Inna wa Akhwātuhā
Inna wa akhwātuhā adalah sekumpulan huruf yang masuk ke dalam jumlah ismiyyah, lalu:
-
Menjadikan mubtada’ manshūb, disebut isim inna.
-
Menjadikan khabar tetap marfū‘, disebut khabar inna.
Huruf-huruf ini sering disebut juga ḥurūf tawkīd wa nasb, karena sebagian besar berfungsi memberi penegasan.
Macam-Macam Inna wa Akhwātuhā
Huruf-huruf yang termasuk dalam inna wa akhwātuhā adalah:
-
إِنَّ (sesungguhnya)
-
أَنَّ (bahwa)
-
كَأَنَّ (seakan-akan)
-
لَكِنَّ (akan tetapi)
-
لَيْتَ (seandainya)
-
لَعَلَّ (semoga / mudah-mudahan)
Pengaruh Inna wa Akhwātuhā dalam Kalimat
Kaidah Umum
Jika salah satu dari inna wa akhwātuhā masuk ke dalam jumlah ismiyyah, maka:
-
Mubtada’ → isim inna (manshūb)
-
Khabar → khabar inna (marfū‘)
Contoh Dasar
-
زيدٌ مجتهدٌ
Zaid rajin.
Ketika dimasuki inna:
-
إِنَّ زيدًا مجتهدٌ
Sesungguhnya Zaid itu rajin.
Di sini:
-
زيدًا = isim inna (manshūb)
-
مجتهدٌ = khabar inna (marfū‘)
Dalil dari Al-Qur’an
Allah ﷻ berfirman:
إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Baqarah: 173)
Dalam ayat ini:
-
إِنَّ adalah huruf tawkīd wa nasb,
-
اللَّهَ adalah isim inna (manshūb),
-
غَفُورٌ رَحِيمٌ adalah khabar inna (marfū‘).
Ayat ini menunjukkan dengan jelas fungsi inna dalam menegaskan makna.
Penjelasan Masing-Masing Inna wa Akhwātuhā
1. إِنَّ (Inna)
Digunakan untuk penegasan kuat terhadap suatu berita.
Contoh:
إِنَّ الْمُؤْمِنِينَ إِخْوَةٌ
“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.” (Al-Ḥujurāt: 10)
2. أَنَّ (Anna)
Biasanya digunakan dalam kalimat tidak langsung dan sering didahului fi‘il seperti علم، قال، ظن.
Contoh:
عَلِمْتُ أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Aku mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
3. كَأَنَّ (Ka’anna)
Digunakan untuk penyerupaan atau perumpamaan.
Contoh:
كَأَنَّ النَّاسَ جِمَالٌ
Seakan-akan manusia itu seperti unta.
4. لَكِنَّ (Lakinna)
Digunakan untuk istidrāk, yaitu mengoreksi atau mengecualikan pernyataan sebelumnya.
Contoh:
مَا جَاءَ زَيْدٌ لَكِنَّ عَمْرًا حَضَرَ
Zaid tidak datang, tetapi Amr hadir.
5. لَيْتَ (Laita)
Digunakan untuk angan-angan atau harapan yang sulit terwujud.
Contoh:
يَا لَيْتَنِي كُنْتُ مَعَهُمْ
Wahai, seandainya aku bersama mereka. (An-Nisā’: 73)
6. لَعَلَّ (La‘alla)
Digunakan untuk harapan atau kemungkinan.
Contoh:
لَعَلَّ اللَّهَ يُحْدِثُ بَعْدَ ذَٰلِكَ أَمْرًا
“Mudah-mudahan Allah mengadakan setelah itu suatu urusan.” (Ath-Ṭalāq: 1)
Perbedaan Inna wa Akhwātuhā dengan Kāna wa Akhwātuhā
| Aspek | Inna wa Akhwātuhā | Kāna wa Akhwātuhā |
|---|---|---|
| Jenis | Huruf | Fi‘il |
| Pengaruh pada mubtada’ | Manshūb | Marfū‘ |
| Pengaruh pada khabar | Marfū‘ | Manshūb |
| Fungsi utama | Penegasan & makna tambahan | Menunjukkan waktu/keadaan |
Atsar Ulama
Imam Ibn Mālik رحمه الله berkata dalam Alfiyyah:
وَإِنَّ أَنَّ كَأَنَّ لَكِنَّ لَيْتَ لَعَلَّ
كَالنَّاسِخَاتِ لِلِابْتِدَا تَعْمَلُ
“Inna, anna, ka’anna, lakinna, laita, dan la‘alla termasuk penghapus (i‘rāb) mubtada’, sebagaimana kāna dan saudara-saudaranya.”
Kesimpulan
Inna wa akhwātuhā adalah huruf-huruf penting dalam ilmu nahwu yang masuk ke jumlah ismiyyah, lalu menjadikan mubtada’ manshūb dan khabar tetap marfū‘. Selain memengaruhi i‘rāb, huruf-huruf ini juga memberi makna penegasan, harapan, penyerupaan, dan pengecualian. Memahaminya sangat penting untuk membaca Al-Qur’an dan memahami struktur bahasa Arab dengan benar.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|


