Al-Quran

Ibadah Qurban dan Syiar-syiar Islam

Makna Ibadah Qurban

Ibadah qurban adalah salah satu bentuk penghambaan yang tinggi kepada Allah ﷻ. Ia dilakukan dengan menyembelih hewan ternak tertentu pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyriq sebagai bentuk ketaatan, ketakwaan, dan rasa syukur atas nikmat-Nya. Qurban merupakan ibadah yang disyariatkan untuk mengingat pengorbanan Nabi Ibrahim عليه السلام dan Nabi Ismail عليه السلام dalam menaati perintah Allah ﷻ.

Allah ﷻ berfirman:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah.” (Al-Kautsar: 2)

Ayat ini menunjukkan bahwa qurban adalah salah satu bentuk pendekatan diri kepada Allah ﷻ dan tanda ketaatan yang nyata kepada-Nya.

Sejarah Disyariatkannya Qurban

Ibadah qurban berawal dari kisah agung Nabi Ibrahim عليه السلام ketika diperintahkan untuk menyembelih putranya, Ismail عليه السلام, sebagai ujian keimanan dan ketaatan. Allah ﷻ menggambarkan kisah ini dalam Al-Qur’an:

فَلَمَّآ اَسْلَمَا وَتَلَّهٗ لِلْجَبِيْنِۚ وَنَادَيْنٰهُ اَنْ يّٰٓاِبْرٰهِيْمُۙ قَدْ صَدَّقْتَ الرُّءْيَاۗ اِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِيْنَۚ اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْبَلٰؤُا الْمُبِيْنُۙ وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ

“Maka ketika keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, Kami panggil dia: ‘Wahai Ibrahim, sungguh engkau telah membenarkan mimpi itu.’ Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (As-Saffat: 103–107)

Kisah ini menjadi landasan syariat qurban yang dilakukan oleh umat Nabi Muhammad ﷺ hingga hari ini.

Tujuan dan Hikmah Qurban

Ibadah qurban bukan sekadar menyembelih hewan, tetapi memiliki makna spiritual yang mendalam. Qurban melatih keikhlasan, menumbuhkan kepedulian sosial, dan memperkuat rasa syukur atas nikmat Allah ﷻ.

Allah ﷻ menegaskan:

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْ

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (Al-Hajj: 37)

Ayat ini mengajarkan bahwa nilai qurban bukan pada daging atau darahnya, tetapi pada niat yang tulus dan ketakwaan kepada Allah ﷻ.

Qurban sebagai Syiar Islam

Qurban termasuk syiar Islam yang agung, sebagaimana ibadah haji dan adzan. Melaksanakan qurban di hadapan umum menunjukkan keagungan agama dan menjadi sarana menghidupkan sunnah Rasulullah ﷺ.

Allah ﷻ berfirman:

ذٰلِكَ وَمَنْ يُّعَظِّمْ شَعَآىِٕرَ اللّٰهِ فَاِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوْبِ

“Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (Al-Hajj: 32)

Menghidupkan syiar qurban menunjukkan keimanan yang hidup dalam hati seorang muslim dan menjadi bukti nyata ketundukan kepada Allah ﷻ.

Keutamaan Orang yang Berqurban

Rasulullah ﷺ bersabda dari Aisyah رضي الله عنها:

مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلًا أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ، وَإِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا، وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا

“Tidak ada amal anak Adam pada hari Nahr (Idul Adha) yang lebih dicintai oleh Allah daripada menumpahkan darah (hewan qurban). Sesungguhnya hewan qurban itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sesungguhnya darahnya telah sampai kepada Allah sebelum jatuh ke tanah, maka berbahagialah dengan qurban itu.” (HR. Tirmidzi, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani)

Hadits ini menunjukkan betapa besar keutamaan qurban dan nilai spiritual yang dikandungnya.

Penutup

Ibadah qurban adalah simbol ketakwaan dan ketaatan seorang hamba kepada Rabb-nya. Ia mengandung nilai ibadah, sosial, dan kemanusiaan yang tinggi. Melalui qurban, umat Islam belajar berkorban demi kebaikan, menumbuhkan kasih sayang, dan menghidupkan syiar Islam di tengah masyarakat. Barang siapa melaksanakan qurban dengan ikhlas dan sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ, maka ia akan mendapatkan pahala besar dan kedudukan mulia di sisi Allah ﷻ.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments

Pesantren MAQI

Lembaga Bahasa Arab dan Studi Islam

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Advertisment ad adsense adlogger