Sifat-sifat Nabi ﷺ Sebelum Kenabian
Pendahuluan
Sebelum menerima wahyu, Nabi Muhammad ﷺ telah dikenal oleh masyarakat Makkah sebagai pribadi yang agung dan terpuji. Beliau hidup di tengah masyarakat jahiliyyah yang dipenuhi dengan keburukan moral, namun tetap menjaga kesucian akhlak dan kehormatan diri. Sifat-sifat mulia itu menjadi bukti bahwa Allah ﷻ telah mempersiapkan beliau untuk memikul amanah besar sebagai Rasul terakhir bagi seluruh umat manusia.
Dikenal Sebagai Al-Amīn (Yang Terpercaya)
Sejak masa muda, Nabi Muhammad ﷺ dikenal dengan gelar Al-Amīn, yang berarti “orang yang terpercaya”. Gelar ini diberikan oleh masyarakat Quraisy karena kejujuran dan amanah beliau dalam setiap urusan, baik dalam perdagangan maupun kehidupan sosial.
Ketika Nabi ﷺ berdagang bersama pamannya Abu Thalib dan bermitra dengan Khadijah رضي الله عنها, beliau selalu menunjukkan kejujuran dalam setiap transaksi. Tidak pernah menipu, mengurangi timbangan, atau mengambil keuntungan secara zalim.
Allah ﷻ berfirman:
إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلٰى أَهْلِهَا
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.” (An-Nisa: 58)
Ayat ini menggambarkan pentingnya sifat amanah yang telah melekat pada diri Rasulullah ﷺ jauh sebelum kenabian.
Kejujuran dan Integritas yang Tinggi
Kejujuran adalah sifat utama Nabi ﷺ. Dalam berdagang, beliau selalu berkata apa adanya dan tidak pernah menutupi kekurangan barang dagangannya. Hal ini membuat beliau sangat dipercaya oleh para mitra bisnisnya.
Dalam riwayat disebutkan bahwa Khadijah رضي الله عنها mengagumi kejujuran Nabi ﷺ sehingga mempercayakan perniagaannya dan akhirnya menikah dengannya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ
“Hendaklah kalian berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga.” (HR. Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Mas‘ud رضي الله عنه)
Sifat jujur ini sudah menjadi karakter beliau jauh sebelum diangkat sebagai nabi, hingga menjadi teladan bagi umatnya.
Menjauhi Perbuatan Jahiliyyah
Walau hidup di tengah masyarakat yang menyembah berhala, meminum khamr, dan melakukan maksiat, Nabi ﷺ tidak pernah terlibat dalam satu pun perbuatan itu. Beliau dijaga oleh Allah ﷻ dari segala bentuk dosa dan kehinaan sejak muda.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa dua kali beliau ingin menghadiri pesta pemuda Makkah, namun setiap kali hendak berangkat, Allah ﷻ menidurkan beliau hingga pagi. Hal ini menunjukkan penjagaan Ilahi agar Rasulullah ﷺ tetap suci dari noda moral.
Kasih Sayang dan Kepedulian Sosial
Nabi Muhammad ﷺ juga dikenal sebagai sosok yang sangat peduli terhadap orang miskin, anak yatim, dan kaum lemah. Beliau selalu membantu mereka yang kesulitan dan memperlakukan semua orang dengan penuh kasih sayang.
Sifat kasih sayang ini kelak menjadi ciri utama dalam dakwah beliau ﷺ setelah diutus menjadi rasul, sebagaimana firman Allah ﷻ:
وَمَآ أَرْسَلْنٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (Al-Anbiya: 107)
Kebijaksanaan dan Keadilan
Rasulullah ﷺ dikenal sebagai pemuda yang bijaksana dalam menyelesaikan persoalan di tengah masyarakat. Salah satu bukti kebijaksanaan beliau adalah saat peristiwa peletakan Hajar Aswad.
Ketika kabilah-kabilah Quraisy berselisih tentang siapa yang berhak meletakkan batu tersebut, Nabi ﷺ memberikan solusi yang adil: beliau membentangkan kain, meletakkan Hajar Aswad di atasnya, dan mengajak para pemimpin kabilah untuk bersama-sama mengangkatnya. Kemudian beliau sendiri yang menempatkan batu itu ke posisinya.
Tindakan ini membuat seluruh kabilah menerima keputusan beliau dengan senang hati, sehingga menegaskan keadilan dan kebijaksanaan beliau ﷺ.
Penutup
Sifat-sifat Nabi Muhammad ﷺ sebelum kenabian seperti jujur, amanah, adil, penuh kasih sayang, dan menjauhi kemaksiatan menunjukkan bahwa beliau telah dipersiapkan oleh Allah ﷻ untuk menjadi teladan bagi seluruh umat manusia. Akhlak beliau merupakan fondasi kenabian dan menjadi bukti nyata dari firman Allah ﷻ:
وَإِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-Qalam: 4)
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|


