Aqidah

Makna Tauhid Uluhiyyah

Pendahuluan

Tauhid Uluhiyyah adalah inti dari ajaran para nabi dan rasul. Ia merupakan tujuan utama diciptakannya manusia dan jin, serta dasar diterimanya seluruh amal ibadah. Tanpa merealisasikan Tauhid Uluhiyyah, seseorang tidak dianggap sebagai hamba Allah ﷻ yang sejati, walaupun ia mengakui keberadaan Allah ﷻ sebagai Pencipta.

Definisi Tauhid Uluhiyyah

Secara bahasa, Uluhiyyah berasal dari kata إله yang berarti “yang disembah”. Maka, Tauhid Uluhiyyah adalah mengesakan Allah ﷻ dalam segala bentuk ibadah — baik dalam doa, sujud, shalat, puasa, nadzar, istighatsah, maupun bentuk ibadah lainnya — serta menjauhkan diri dari segala bentuk kesyirikan.

Allah ﷻ berfirman:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِیَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua” (Al-Isra: 23).

Ayat ini menegaskan bahwa ibadah hanya boleh ditujukan kepada Allah ﷻ semata, tidak kepada makhluk mana pun.

Tauhid Uluhiyyah dalam Al-Qur’an

Al-Qur’an penuh dengan seruan untuk mentauhidkan Allah ﷻ dalam ibadah. Allah ﷻ berfirman:

وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا نُوْحِيْٓ اِلَيْهِ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا فَاعْبُدُوْنِ

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya: Tidak ada ilah (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku” (Al-Anbiya: 25).

Semua rasul membawa misi yang sama: menyeru manusia agar mengesakan Allah ﷻ dalam ibadah dan meninggalkan segala bentuk kesyirikan.

Perbedaan Tauhid Rububiyyah dan Uluhiyyah

Tauhid Rububiyyah adalah pengakuan bahwa Allah ﷻ adalah Pencipta dan Pengatur alam semesta, sedangkan Tauhid Uluhiyyah adalah pengesaan Allah ﷻ dalam ibadah. Kaum musyrikin pada zaman Nabi ﷺ mengakui Rububiyyah Allah ﷻ, tetapi mereka tetap menyekutukan-Nya dalam ibadah.

Allah ﷻ berfirman:

وَلَئِنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ لَيَقُوْلُنَّ اللّٰهُ

“Dan sungguh, jika engkau bertanya kepada mereka: ‘Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?’ Pasti mereka akan menjawab: ‘Allah'” (Luqman: 25).

Namun, pengakuan mereka terhadap Rububiyyah tidak membuat mereka beriman, karena mereka masih berdoa dan beribadah kepada selain Allah ﷻ.

Hadits tentang Keutamaan Tauhid Uluhiyyah

Rasulullah ﷺ bersabda dari sahabat Mu’adz bin Jabal رضي الله عنه:

حَقُّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ أَلَّا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا

“Hak Allah atas hamba-hamba-Nya adalah mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan hak hamba atas Allah adalah Dia tidak akan mengazab orang yang tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Hadits ini menjelaskan bahwa keselamatan seorang hamba bergantung pada tauhidnya. Barang siapa memurnikan ibadah hanya untuk Allah ﷻ, maka ia akan selamat dari azab-Nya.

Bentuk Realisasi Tauhid Uluhiyyah

  1. Berdoa hanya kepada Allah ﷻ. Tidak boleh meminta kepada selain-Nya, baik kepada manusia, malaikat, atau wali yang telah meninggal.

  2. Tawakal kepada Allah ﷻ. Menyerahkan segala urusan hidup kepada-Nya dengan penuh keikhlasan dan kepercayaan.

  3. Beribadah dengan ikhlas dan ittiba’. Segala amal ibadah harus diniatkan karena Allah ﷻ dan dilakukan sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ.

  4. Menjauhi segala bentuk kesyirikan. Termasuk mempersembahkan doa, nadzar, sembelihan, atau sujud kepada selain Allah ﷻ.

Allah ﷻ berfirman:

قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ لَا شَرِيْكَ لَهٗۚ وَبِذٰلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُسْلِمِيْنَ

“Katakanlah (Muhammad): Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri” (Al-An’am: 162–163).

Ayat ini menunjukkan totalitas penghambaan kepada Allah ﷻ yang menjadi ciri utama Tauhid Uluhiyyah.

Penutup

Tauhid Uluhiyyah adalah fondasi utama dalam aqidah seorang Muslim. Ia menuntut agar setiap bentuk ibadah hanya ditujukan kepada Allah ﷻ semata, tanpa perantara dan tanpa menyekutukan-Nya dengan apa pun. Inilah tauhid yang menjadi pembeda antara orang beriman dan orang musyrik, serta menjadi jalan menuju keselamatan di dunia dan akhirat.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments

Pesantren MAQI

Lembaga Bahasa Arab dan Studi Islam

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Advertisment ad adsense adlogger