Pujian Pada Manusia Membawa Petaka
Pujian Pada Manusia Membawa Petaka
Pujian adalah salah satu cara yang digunakan untuk memberi apresiasi terhadap keberhasilan sebuah pekerjaan yang telah dilakukan. Hal ini tentu saja ada sisi positifnya, karena akan membantu orang untuk bisa lebih percaya dan yakin terhadap kemampuan yang ada pada dirinya. Namun disisi yang lain, jika orang yang mendapatkan pujian tersebut tidak dapat mengontrol dirinya sendiri, akan muncul rasa sombong yang biasanya melahirkan sifat suka merendahkan orang lain, oleh sebab itu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
إِنَّ اللهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap kesombongan dan membagakan diri”
Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seseorang memuji orang lain secara berlebihan dan Nabi Muhammad mengatakan bahwa orang yang memuji seakan sedang membinasakan orang yang dipuji atau mematahkan punggungnya
سَمِعَ النَّبِيُّ -صلّى الله عليه وسلّم- رَجُلًا يُثْنِي عَلَى رَجُلٍ وَيُطْرِيْهِ فِي الْمِدْحَةِ فَقَالَ: أَهْلَكْتُمْ -أَوْ قَطَعْتُمْ- ظَهْرَ الرَّجُلِ
“Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seorang laki-laki memuji laki-laki lain dengan berlebihan maka beliau bersabda ‘kalian telah membinasakan -atau mematahkan- pungung laki-laki tersbut”. [Bukhari dan Muslim]
Ini memrupakan peringatan keras dari Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam untuk tidak memuji manusia secara berlebihan karena hal tersebut berpotensi membinasakan atau menghancurkan orang yang dipuji.
Dalam riwayat yang lain, Miqdad pernah menaburkan batu kerikil pada wajah seseorang yang memuji Utsman Bin ‘Affan sehingga Miqdad ditanya oleh Utsman ‘kenaapa kamu melakukan hal tersebut?’ Miqdadpun menjawab ‘Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda jika kalian melihat orang yang memuji orang lain maka taburkanlah tanah pada wajahnya’ [Muslim]
Imam Al-Ghazali pernah menuturkan bahwa sisi buruk pujian adalah terkadang orang yang memuji berbohong pada orang yang dipuji atau orang yang dipuji bersikap pamer di hadapan orang yang memuji.
Wallahu a’lam bishawab
Penulis : Ustadz Wildan Risalat (Mudir Pesantren MAQI)