Mencegah Saudara Sesama Muslim dari Berbuat Kemungkaran
عَنْ أَبِى سَـعِـيْدِ الخُـدْ رِيِّ قَــالَ : قَــالَ رَسُوْلُ اللهِ ص م : مَنْ رَأَى مِــنْـكُـمْ مُـنْكَرًا فَـلْـيُغَـيِّرْهُ بِـيَـدِهِ
فَإِنْ لَمْ يَسْـتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَـإِنْ لَمْ يَـسْـتَطِعْ فَـبِـقَـلِـبِهِ وَذَالِكَ أَضْعَـافُ الإِيْـمَانِ. ((رواه مـسلــم ))
Artinya :
“Dari Abi Sa’id Al-Khudriy berkata : telah berkata Rosululloh SAW : “ Siapa saja diantara kamu melihat perbuatan munkar, maka hendaklah ia merubahnya dengan kekuatan tangannya, maka jika ia tidak sanggup, hendaklah ia ubah dengan kemampuan lidahnya, dan jika ia tidak sanggup pula, maka hendaklah ia ingkari dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah iman.” ((HR. Muslim)).
Kemungkaran ialah segala bentuk amal perbuatan atau perkataan yang dilarang dalam islam. Secara keseluruhan kemunkaran adalah sesuatu yang dibenci oleh Alloh, seperti halnya berjudi, dzolim, minum-minuman keras, berzina dan sebagainya yang lebih cenderung kepada perbuatan syetan hendak lah dicegah. Rosululloh memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk selalu bertindak keras terhadap segala bentuk kemunkaran, diantaranya bentuk tindak ketegasan kepada kemunkaran itu harus diimbangi dengan tiga kemampuan yaitu Tangan (kekuasaan), lidah (Da’wah dan Nasihat), hati (menjauhi kemunkaran).
Pertama dengan Tangan yang berarti kekuasaan atau kekuatan tindakan, jika kita memiliki kekuasaan tentu akan lebih mudah untuk memberantas setiap bentuk kemunkaran, namun apabila kita memiliki kekuatan tindakan maka kita harus lebih berusaha untuk mencegahnya salah satunya dengan mempelajari segala macam bela diri sebagai perlindungan.
Kedua dengan Lidah yang berarti Da’wah atau Nasihat, setiap orang yang melakukan kemunkaran biasanya ada diantara mereka yang melakukan perbuatan tersebut didasari dengan kebodohan adapula karena kebiasaannya yang tidak bisa ia tinggalkan, maka dengan hal itu Sang Da’i harus mengetahuinya dengan jelas.
Ketiga dengan Hati yang berarti mengingkari dan membenci perbuatan tersebut, apabila kita tidak memiliki kekuatan tangan dan lidah maka hal ini menjadi solusi terakhir, karena jika pencegahan itu dipaksakan sementara kita tidak mampu, dapat berakibat buruk, dan inilah selemah-lemahnya iman. Untuk itu saran saya, sedikitnya kita mesti bisa mempelajari Beladiri.
Waallohu A’lam Bis Showwab .
Penulis : Ustadz A. Muslim Nurdin, S.Pd (Mudir Pesantren MAQI)