Kedudukan Kata Lughatan dan Ishthilahan
Kedudukan Kata Lughatan, Ishthilahan
Ketika kita membaca sebuah kitab, sering kita dapati kata “لُغَةً ” dan “ اصْطِلَاحًا ” saat membahas definisi sebuah kata. Misalnya:
اَلفقه لُغَةً: اَلفهم،
وَ اصْطِلَاحًا: معرفة الأحكام الشرعية العملية من أدلتها التفصيلية
Sering menjadi pertanyaan di kalangan penuntut ilmu syar’I terkait dengan I’rab kata tersebut.
Berikut ini adalah beberapa pendapat terkait dengan I’rab kalimat lughatan, istilahan, syar’an atau binaan dan yang semisalnya.
- Hal Manshub (حالٌ منصوبةٌ،)
- Maf’ul Muthlaq manshub untuk fi’il yang dibuang (مفعولٌ مُطلَقٌ منصوبٌ لفعلٍ محذوفٍ،)
- Manshub atas diangkatnya yang mengkhofadkan (منصوبٌ على نزع الخافض،)
Contoh
فى اللُّغة، فى الاصطلاح، فى الشَّرع،
- Maf’ul Liajlih Manshub (مفعولٌ لأجله منصوبٌ،)
- Tamyiz Manshub (تمييزٌ منصوبٌ)
Pendapat mana yang paling kuat? Dalam hal ini Ibnu Hisyam mentarjih bahwasannya pendapat yang paling kuat adalah Hal Manshub (حالٌ منصوبةٌ،), demikian juga dengan Manshub atas diangkatnya yang mengkhofadkan (منصوبٌ على نزع الخافض،) termasuk pendapat yang kuat juga.
Wallahu ‘Alam
Ustadz Kurnia Lirahmat
(Musyrif Aam Pesantren MAQI)
Sumbernya kitab apa?
Kitab Mu’jam Ilmu Nahwu
Jika kedudukan nya maful mutlaq lantas fiil mahduf nya diambil dari kata apa?
اصطلح