Makna Tauhid dalam Al-Qur’an
Pengertian Tauhid
Tauhid adalah mengesakan Allah ﷻ dalam segala bentuk ibadah, keyakinan, dan pengagungan. Tauhid menjadi pondasi utama ajaran Islam, inti dakwah para rasul, dan syarat diterimanya amal. Tanpa tauhid, amal sebesar apa pun tidak akan bernilai di sisi Allah ﷻ.
Allah ﷻ berfirman:
وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا نُوْحِيْٓ اِلَيْهِ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا فَاعْبُدُوْنِ
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya: Bahwasanya tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku.” (Al-Anbiya’: 25)
Ayat ini menegaskan bahwa inti dakwah seluruh nabi dan rasul adalah seruan tauhid: ibadah hanya untuk Allah ﷻ.
Tauhid Rububiyyah
Tauhid Rububiyyah adalah meyakini bahwa Allah ﷻ adalah satu-satunya Pencipta, Pemilik, dan Pengatur alam semesta. Tidak ada sekutu bagi-Nya dalam mencipta dan mengatur makhluk.
Allah ﷻ berfirman:
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
“Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.” (Al-Fatihah: 2)
Ayat ini mengajarkan bahwa hanya Allah ﷻ yang berhak dipuji dan disembah karena Dialah Rabb (Pengatur) seluruh alam.
Tauhid Uluhiyyah
Tauhid Uluhiyyah adalah mengesakan Allah ﷻ dalam ibadah. Segala bentuk ibadah seperti shalat, doa, sujud, dan penyembelihan hanya boleh ditujukan kepada Allah ﷻ semata.
Allah ﷻ berfirman:
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.” (An-Nisa’: 36)
Ayat ini merupakan perintah tegas agar manusia hanya beribadah kepada Allah ﷻ dan menjauhi syirik.
Tauhid Asma’ wa Shifat
Tauhid Asma’ wa Shifat adalah mengimani nama-nama dan sifat-sifat Allah ﷻ sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah, tanpa tahrif (mengubah), ta’thil (menolak), takyif (membagaimanakan), dan tamtsil (menyerupakan).
Allah ﷻ berfirman:
وَلِلّٰهِ الْاَسْمَآءُ الْحُسْنٰى فَادْعُوْهُ بِهَا
“Dan Allah memiliki nama-nama yang indah, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama itu.” (Al-A’raf: 180)
Pentingnya Tauhid dalam Kehidupan
Tauhid adalah pondasi kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan tauhid, manusia mendapatkan ketenangan jiwa, kekuatan iman, dan jalan menuju surga. Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadits riwayat Mu’adz bin Jabal رضي الله عنه:
حَقُّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ أَنْ لَا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا
“Hak Allah atas hamba-Nya adalah mereka beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan hak hamba atas Allah adalah Dia tidak akan mengazab orang yang tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya tauhid dalam menjaga hubungan antara hamba dengan Rabbnya.
Penutup
Makna tauhid dalam Al-Qur’an mencakup pengesaan Allah ﷻ dalam rububiyyah, uluhiyyah, dan asma’ wa shifat. Tauhid adalah kunci keselamatan, pondasi amal, dan inti dakwah para nabi. Tanpa tauhid, amal menjadi sia-sia, sementara dengan tauhid yang murni, Allah ﷻ menjanjikan surga bagi hamba-Nya.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|