Al-Quran

Keluarga yang Dijanjikan Surga

Anak adalah nikmat dari Allah subhanahu wa ta’ala yang membutuhkan usaha dan pendekatan diri kepada Allah untuk mendapatkannya, oleh karena itu tidak semua pasangan dimuka bumi ini dikarunia seorang anak.

Disamping nilainya sebagai sebuah nikmat, anak pula dapat dikatakan sebagai sebuah ujian bagi seorang hamba, masa kanak-kanak dan problema pendidikannya kerap kali menjadi satu masalah yang harus dipikirkan. Bahkan tidak sedikit orang-orang yang merasa terganggu akan tangisan anaknya maupun  sifat-sifat lainnya.

Namun hal itu tidak menjadi masalah apabila orangtua sama-sama bersabar dan menjalankannya dengan penuh tanggung jawab. Karena anak merupakan anugerah yang bisa menyejukkan pandangan orangtua di dunia dan akhirat. Ia bisa membuat hati siapa pun berbunga-bunga bahagia dengan tingkah lakunya. Dan anak juga bisa menjadi penolong dalam mengarungi kehidupan dunia dan doa ketika memasuki gerbang akhirat.

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ

“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. Ath-Thur: 21).

Dalam ayat ini ibnu Abbas RA mengatakan, Sesungguhnya Allah akan senantiasa meninggikan derajat keluarga mukmin disurga, meski satu sama lain berbeda tingkat amalannya, dan mempertemukan mereka disurga pada derajat yang sama sebagai tambahan nikmat bagi orang tua mereka.

Pelajaran yang dapat diambil daripada ayat diatas adalah bahwa sangat penting sekali bagi sebuah keluarga untuk sama-sama berkomitmen dalam keimanan dan membimbing satu sama lain untuk berperilaku benar secara agama. Sebagaimana orang tua harus dapat memberikan contoh baik untuk anak-anaknya, sehingga anak-anaknya pun ikut memberikan do’a terbaik bagi mereka.

عن أبي هريرة ، عن رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : ” إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث : صدقة جارية ، أو علم ينتفع به ، أو ولد صالح يدعو له “

“Apabila anak Adam (manusia) wafat, maka terputuslah semua (pahala) amal perbuatannya kecuali tiga macam perbuatan, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim).

Pada potongan ayat lalu dikatakan bahwa,” Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” Artinya bahwa keluarga yang beriman dan menjadikan syariat islam dihidupkan didalamnya makan Allah akan memberikan balasan yang lebih baik yaitu berupa surga dan pertemuan denganNya, namun apabila satu keluarga tersebut hendak beramai-ramai mengikuti kesyirikan dan maksiat-maksiat maka Allah pun akan membalas setiap perbuatan mereka.

Kesimpulannya adalah bahwa harta terindah dan yang paling berharga bagi setiap manusia adalah keluarga, akan tetapi keindahan dan nilai berharganya akan senantiasa abadi bila dihiasi dengan keimanan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Wallahu A’lam bis showab.

Penulis : Ustadz A. Muslim Nurdin, S.Pd (Mudir Pesantren MAQI)

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.