Al-Quran

Doa dan Dzikir dalam Al-Qur’an

Makna Doa dan Dzikir

Doa dan dzikir merupakan dua amalan yang sangat ditekankan dalam Al-Qur’an. Doa adalah bentuk permohonan seorang hamba kepada Allah ﷻ, sedangkan dzikir adalah upaya untuk selalu mengingat dan menyebut nama-Nya dalam setiap keadaan. Keduanya adalah bukti kerendahan hati seorang mukmin di hadapan Rabb-nya dan menjadi jalan untuk meraih ketenangan jiwa.

Allah ﷻ berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ

“Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina.” (Ghafir: 60)

Ayat ini menunjukkan bahwa doa adalah ibadah, dan meninggalkannya termasuk bentuk kesombongan di hadapan Allah ﷻ.

Keutamaan Dzikir dalam Al-Qur’an

Dzikir adalah ibadah yang sangat dicintai oleh Allah ﷻ. Ia merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan menjaga hati agar tetap hidup dalam keimanan.

Allah ﷻ berfirman:

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’d: 28)

Ayat ini menjelaskan bahwa ketenangan sejati hanya bisa diperoleh dengan mengingat Allah ﷻ, bukan dengan harta, kedudukan, atau kesenangan dunia.

Bentuk dan Waktu Dzikir yang Dianjurkan

Allah ﷻ memerintahkan umat-Nya untuk berdzikir dalam berbagai keadaan—baik saat berdiri, duduk, maupun berbaring—agar hati senantiasa terikat dengan-Nya.

اَلَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, dan berbaring, serta mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata: ‘Wahai Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia; Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.’” (Ali Imran: 191)

Dzikir yang dilakukan dengan kesadaran dan penuh kekhusyukan akan menumbuhkan rasa takut, cinta, dan harap kepada Allah ﷻ.

Doa sebagai Senjata Orang Beriman

Doa adalah bentuk pengakuan seorang hamba atas kelemahannya dan keyakinannya terhadap kekuasaan Allah ﷻ. Nabi Yunus عليه السلام pernah berdoa di tengah kegelapan perut ikan dengan doa yang diabadikan dalam Al-Qur’an:

لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ

“Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.” (Al-Anbiya’: 87)

Doa ini menjadi teladan bagi umat Islam dalam memohon ampunan dan pertolongan Allah ﷻ di saat kesulitan.

Hadits tentang Keutamaan Dzikir dan Doa

Rasulullah ﷺ bersabda dari Abu Hurairah رضي الله عنه:

يَقُوْلُ اللّٰهُ تَعَالٰى أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِيْ نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِيْ نَفْسِي، وَإِنْ ذَكَرَنِي فِيْ مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِيْ مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ

“Allah ﷻ berfirman: Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku; dan jika ia mengingat-Ku di hadapan orang banyak, Aku akan mengingatnya di hadapan kelompok yang lebih baik dari mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan betapa besar keutamaan dzikir hingga Allah ﷻ sendiri memberikan perhatian kepada hamba yang senantiasa mengingat-Nya.

Penutup

Doa dan dzikir adalah sumber kekuatan spiritual seorang mukmin. Melalui keduanya, hati menjadi tenang, dosa terampuni, dan kehidupan diberkahi. Al-Qur’an mengajarkan agar seorang muslim senantiasa berdoa, berdzikir, dan menggantungkan seluruh harapannya hanya kepada Allah ﷻ. Barang siapa menghidupkan hatinya dengan dzikir dan doa, maka Allah ﷻ akan menghidupkan jiwanya dengan cahaya keimanan.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments

Pesantren MAQI

Lembaga Bahasa Arab dan Studi Islam

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Advertisment ad adsense adlogger