Maf’ul ma’ah
Maf’ul ma’ah ( المفعول معه )
الاسم المنصوب الذي يذكر لبيان من فعل معه الفعل
Maf’ul ma’ah adalah isim yang manshub yang disebutkan untuk menjelaskan sesuatu yang menyertai sebuah pekerjaan. Maf’ul ma’ah jatuh setelah wawu و yang artinya ma’a مع bersama.
- Syarat maf’ul ma’ah:
- Isim
- Manshub
- Jatuh setelah wawu yang artinya bersama
- Harus datang setelah jumlah (kalimat sempurna), baik itu jumlah ismiyah, ataupun jumlah fi’ilyah yang mana pada jumlah tersebut terdapat fi’il atau isim yang bisa berfungsi (ber ‘amal) seperti fi’il, di antaranya isim fa’il isim maf’ul dan mashdar
Rumus inti maf’ul ma’ah:
الجملة + و + المفعول معه |
Contoh :
Aku berjalan bersamaan dengan bulan | سِرْتُ وَ الْقَمَرَ | ١. |
Safarlah engkau bersama perlindungan dari Allah | سَافِرْ وَ حِمَايَةَ اللهِ | ٢. |
Saya adalah orang yang berjalan bersama taman | أَنَا سَائِرٌ وَ الحَدِيْقَةَ | ٣. |
- Kalimah yang jatuh setelah wawu dalam tema ini, memiliki tiga kemungkinan:
- Hanya boleh menjadi ma’thuf, dan wawu-nya menjadi wawu athaf, yaitu jika satu perbuatan tidak dapat dilakukan kecuali minimal oleh dua pihak. Contoh:
Zaid dan Amr berserikat | اِشْتَرَكَ زَيْدٌ وَ عَمْرٌ |
Produsen dan penjual itu bersepakat | اِتَّفَقَ الصَّانِعُ وَ التَّاجِرُ |
Zaid saling membunuh dengan Sa’ad | تَقَاتَلَ زَيْدٌ وَ سَعْدٌ |
- Hanya boleh menjadi maf’ul ma’ah, dan huruf wawu sebelumnya menjadi wawu ma’iyah. Sebab, jika dijadikan athaf, makna jumlah menjadi rancu, seperti:
Zaid mati bersamaan dengan terbit matahari | مَاتَ زَيْدٌ وَ طُلُوْعَ الشَّمْسِ |
Aku membaca bersama dengan lampu | قَرَأْتُ وَ المِصْبَاحَ |
Aku berjalan bersama dengan taman | سِرْتُ وَ الحَدِيْقَةَ |
- Boleh menjadi wawu athaf atau wawu ma’iyah, jika tidak ada penyebab nomor 1 dan 2. Contoh:
Jendral hadir bersamaan dengan tentara | حَضَرَ القَائِدُ وَ الجَيْشَ |
Jendral dan tentara hadir | حَضَرَ القَائِدُ وَ الجَيْشُ |
Ayah makan bersama anak-anak | أَكَلَ الوَالِدُ وَ الأَبْنَاءَ |
Ayah dan anak-anak makan | أَكَلَ الوَالِدُ وَ الأَبْنَاءُ |
Pada kasus ini, jika memang wawu dapat kita jadikan wawu athaf atau wawu ma’ah, lantas apa perbedaan keduanya secara makna? Apa perbedaan antara ungkapan حَضَرَ القَائِدُ وَ الجَيْشَ dan ungkapan حَضَرَ القَائِدُ وَ الجَيْشُ?
Jawabannya adalah, jika kita gunakan wawu ma’iyah pada ungkapan pertama yakni حَضَرَ القَائِدُ وَ الجَيْشَ memberi makna bahwa jendral dan tentara sudah pasti datangnya secara bersamaan. Sedangkan jika kita ungkapkan dengan wawu athaf حَضَرَ القَائِدُ وَ الجَيْشُ maka secara makna, tidak diketahui pasti apakah jendral datang lebih awal, atau sebaliknya, atau jendral dan bala tentara datang bersamaan.
Penulis : Ustadz Ja’far Shiddiq (Wakil Mudir Pesantren MAQI)