Intropeksi Diri Adalah Bagian dari Akhlak
Manusia merupakan makhluk yang diciptakan sempurna oleh Allah. Manusia diberi akal untuk berpikir dan mempertimbangkan segala hal yang akan dilakukannya. Dengan akal itu pula, manusia bisa membedakan mana hal yang baik dan yang buruk.
Namun, terkadang manusia salah menggunakan akalnya hingga berbuat sesuatu yang buruk. Berbuat buruk atau berbuat suatu kesalahan memang termasuk kodrat manusia. Tidak mungkin ada satu orang pun manusia yang lupus dari kesalahan dan selalu berbuat benar sepanjang usianya. Hal ini sangat manusia, karena selain memiliki akal manusia juga memiliki hawa nafsu yang terkadang mengalahkan akalnya.
Di sinilah fungsi ajaran agama dalam kehidupan manusia. Ajaran agama seharusnya menjadi pegangan hidup dan batas-batas yang menjaga manusia agar tetap berada di jalan kebenaran. Meski sering khilaf dan berbuat salah akibat hawa nafsu, dengan berpegang pada ajaran agama, diharapkan manusia akan terus kembali ke jalan yang lurus sesuai ajaran agama.
Salah satu hal yang diajarkan oleh agama Islam agar seorang manusia tetap bisa istiqomah berada di jalan Allah adalah untuk selalu introspeksi diri. Apa itu introspeksi diri? Mengapa kita harus terus mengintrospeksi diri kita? Berikut akan dibahas mengenai introspeksi diri dalam Islam.
Salah satu bentuk evaluasi diri yang paling berguna adalah menyendiri untuk melakukan muhasabah dan mengoreksi berbagai amalan yang telah dilakukan.
Diriwayatkan dari Umar bin al-Khaththab, beliau mengatakan,
حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا، وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ
“Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah (dengan amal shalih) untuk pagelaran agung (pada hari kiamat kelak)” [HR. Tirmidzi].
Diriwayatkan dari Maimun bin Mihran, beliau berkata,
لَا يَكُونُ العَبْدُ تَقِيًّا حَتَّى يُحَاسِبَ نَفْسَهُ كَمَا يُحَاسِبُ شَرِيكَهُ
“Hamba tidak dikatakan bertakwa hingga dia mengoreksi dirinya sebagaimana dia mengoreksi rekannya” [HR. Tirmidzi].
Penulis : Ustadz Faisal Alhabsyi (Bidang Kurikulum dan Akademik Pesantren MAQI)