Shalat Sunnah Rawatib
Pengertian Shalat Sunnah Rawatib
Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang mengiringi shalat fardhu, baik dikerjakan sebelum (qabliyah) maupun sesudahnya (ba’diyah). Shalat ini sangat dianjurkan karena berfungsi menyempurnakan kekurangan yang terjadi pada shalat wajib.
Rasulullah ﷺ senantiasa menjaga shalat sunnah rawatib dalam keseharian beliau, menunjukkan besarnya keutamaan ibadah ini.
Dalil Disyariatkannya Shalat Sunnah Rawatib
Rasulullah ﷺ bersabda dari sahabat Ummu Habibah رضي الله عنها:
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلَّا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
“Tidaklah seorang hamba muslim melaksanakan shalat sunnah karena Allah setiap hari dua belas rakaat selain shalat fardhu, melainkan Allah akan bangunkan baginya sebuah rumah di surga.” (HR. Muslim no. 728)
Hadits ini menunjukkan besarnya pahala shalat sunnah rawatib yang dikerjakan secara istiqamah.
Macam-Macam Shalat Sunnah Rawatib
Rawatib Muakkadah (Sangat Dianjurkan)
Shalat sunnah rawatib muakkadah adalah shalat sunnah yang sangat ditekankan oleh Rasulullah ﷺ untuk dijaga. Jumlahnya 10 atau 12 rakaat, dengan rincian:
-
2 rakaat sebelum Subuh
-
2 atau 4 rakaat sebelum Zhuhur
-
2 rakaat sesudah Zhuhur
-
2 rakaat sesudah Maghrib
-
2 rakaat sesudah Isya
Dari sahabat Aisyah رضي الله عنها:
لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ ﷺ عَلَى شَيْءٍ مِنَ النَّوَافِلِ أَشَدَّ تَعَاهُدًا مِنْهُ عَلَى رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ
“Rasulullah ﷺ tidak pernah menjaga shalat sunnah melebihi penjagaan beliau terhadap dua rakaat sebelum Subuh.” (HR. Al-Bukhari no. 1163 dan Muslim no. 724)
Rawatib Ghairu Muakkadah (Dianjurkan)
Shalat sunnah rawatib yang tidak terlalu ditekankan, namun tetap berpahala jika dikerjakan, di antaranya:
-
2 rakaat sebelum Ashar
-
2 rakaat sebelum Maghrib
-
2 rakaat sebelum Isya
Rasulullah ﷺ bersabda dari sahabat Abdullah bin Umar رضي الله عنهما:
رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً صَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِ أَرْبَعًا
“Semoga Allah merahmati seseorang yang shalat empat rakaat sebelum Ashar.” (HR. Abu Dawud no. 1271 dan At-Tirmidzi no. 430, dishahihkan Al-Albani)
Tata Cara Shalat Sunnah Rawatib
Shalat sunnah rawatib dikerjakan seperti shalat sunnah pada umumnya, dengan dua rakaat salam. Disunnahkan membaca surat-surat pendek setelah Al-Fatihah.
Dari sahabat Aisyah رضي الله عنها, bahwa Rasulullah ﷺ biasa membaca dalam dua rakaat sebelum Subuh:
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
“Surat Al-Kafirun dan Al-Ikhlas.” (HR. Muslim no. 726)
Hikmah Shalat Sunnah Rawatib
1. Menyempurnakan Shalat Fardhu
Shalat sunnah rawatib menjadi penutup kekurangan shalat wajib yang mungkin terjadi karena lalai atau kurang khusyuk.
Rasulullah ﷺ bersabda dari sahabat Abu Hurairah رضي الله عنه:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ
“Sesungguhnya amalan pertama yang dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka ia beruntung. Jika rusak, maka ia merugi. Jika terdapat kekurangan pada shalat wajibnya, Allah berfirman: ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’” (HR. Abu Dawud no. 864 dan At-Tirmidzi no. 413, dishahihkan Al-Albani)
2. Jalan Menuju Surga
Keutamaan dibangunkan rumah di surga menunjukkan bahwa shalat sunnah rawatib adalah amalan ringan namun besar pahalanya.
3. Bukti Kecintaan kepada Shalat
Orang yang menjaga shalat sunnah rawatib menunjukkan kecintaannya kepada shalat dan ketaatan kepada Allah ﷻ.
Penutup
Shalat sunnah rawatib adalah ibadah yang mudah dilakukan namun memiliki keutamaan yang sangat besar. Menjaganya secara istiqamah merupakan tanda kesungguhan seorang muslim dalam menyempurnakan shalat fardhunya dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|


