Bahasa Arab

Isim Munshorif dan Isim Ghoiru Munshorif

Pengantar

Dalam ilmu nahwu, isim terbagi menjadi dua jenis besar dilihat dari sisi perubahan i‘rabnya, yaitu isim munshorif dan isim ghoiru munshorif. Keduanya memiliki aturan khusus yang membedakan dalam bacaan dan penerapannya dalam kalimat. Mengetahui perbedaan ini sangat penting agar tidak salah dalam membaca Al-Qur’an maupun teks Arab lainnya.


Definisi Isim Munshorif

Isim munshorif adalah isim yang bisa menerima seluruh bentuk i‘rab dan tanwīn. Artinya, ia bisa berubah harakatnya sesuai kedudukannya dalam kalimat: marfū‘, manṣūb, maupun majrūr.

Contoh Isim Munshorif

  • زيدٌ (Zaidun) → marfū‘ dengan ḍammah.

  • رأيتُ زيدًا (Aku melihat Zaidan) → manṣūb dengan fatḥah.

  • مررتُ بزيدٍ (Aku melewati Zaidin) → majrūr dengan kasrah.

Semua perubahan i‘rab ini menunjukkan bahwa kata زيد termasuk isim munshorif.


Definisi Isim Ghoiru Munshorif

Isim ghoiru munshorif adalah isim yang tidak menerima seluruh bentuk i‘rab. Ia tidak menerima tanwīn dan tidak bisa dijar dengan kasrah, melainkan hanya dengan fatḥah kecuali jika didahului oleh al atau menjadi mudhāf.

Contoh Isim Ghoiru Munshorif

  • أحمدُ (Ahmadu) → marfū‘ dengan ḍammah.

  • رأيتُ أحمدَ (Aku melihat Ahmadā) → manṣūb dengan fatḥah.

  • مررتُ بأحمدَ (Aku melewati Ahmadā) → majrūr dengan fatḥah, bukan kasrah.

Namun jika didahului al atau dalam keadaan idhāfah, maka bisa dijar dengan kasrah. Contoh:

  • مررتُ بالأحمدِ (Aku melewati al-Ahmadi).


Perbedaan Isim Munshorif dan Ghoiru Munshorif

1. Dari Sisi Tanwīn

  • Isim Munshorif: menerima tanwīn. Contoh: كتابٌ (kitābun).

  • Isim Ghoiru Munshorif: tidak menerima tanwīn. Contoh: أحمدُ (Ahmadu).

2. Dari Sisi Harakat Jarr

  • Isim Munshorif: dijar dengan kasrah. Contoh: مررتُ برجلٍ (Aku melewati seorang lelaki).

  • Isim Ghoiru Munshorif: dijar dengan fatḥah. Contoh: مررتُ بأحمدَ (Aku melewati Ahmadā).

3. Dari Sisi Penerapan dalam Kalimat

  • Isim Munshorif: lebih fleksibel karena mengikuti tanda i‘rab asli.

  • Isim Ghoiru Munshorif: terbatas pada aturan khusus sehingga berbeda bentuknya dari isim biasa.


Dalil Al-Qur’an tentang Isim Ghoiru Munshorif

Allah ﷻ berfirman:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: ‘Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah) negeri yang aman.” (Al-Baqarah: 126)

Kata إبراهيمُ termasuk isim ghoiru munshorif. Dalam Al-Qur’an, ia tidak pernah ditanwinkan meskipun posisinya berubah.


Hikmah Memahami Isim Munshorif dan Ghoiru Munshorif

  1. Mencegah kesalahan membaca Al-Qur’an. Perbedaan kecil dalam harakat bisa memengaruhi makna.

  2. Membantu memahami tafsir. Banyak kata dalam Al-Qur’an yang masuk kategori ghoiru munshorif.

  3. Menguatkan dasar ilmu nahwu. Dengan mengenal kaidah ini, penuntut ilmu lebih mudah masuk pada pembahasan lanjutan.


Kesimpulan

Isim munshorif adalah isim yang menerima seluruh bentuk i‘rab dan tanwīn, sementara isim ghoiru munshorif tidak menerima tanwīn dan tidak bisa dijar dengan kasrah, kecuali dalam kondisi tertentu. Memahami perbedaan keduanya adalah bagian penting dari mempelajari ilmu nahwu agar bisa membaca Al-Qur’an dan teks Arab dengan benar.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments

Pesantren MAQI

Lembaga Bahasa Arab dan Studi Islam

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Advertisment ad adsense adlogger