Bahasa Arab

Istilah Dasar dalam Nahwu

Pengantar

Bahasa Arab memiliki kaidah yang mendalam dan teratur. Untuk memahaminya, seorang penuntut ilmu harus mengenal istilah dasar dalam ilmu nahwu. Dengan memahami istilah-istilah ini, seseorang akan lebih mudah menguasai tata bahasa Arab dan memahami Al-Qur’an serta hadits dengan baik.


Kalimah

Kalimah adalah satuan kata dalam bahasa Arab. Ulama nahwu membaginya menjadi tiga jenis:

  1. Isim: kata benda atau nama, contohnya: كتاب، رجل، مكة.

  2. Fi‘il: kata kerja, contohnya: كتب، يقرأ، اجلس.

  3. Harf: kata tugas yang tidak memiliki makna jika berdiri sendiri, contohnya: من، إلى، هل.


Kalam

Kalam adalah ucapan yang tersusun dari dua kata atau lebih, dan maknanya sempurna. Misalnya: جاء زيد Zaid telah datang.

  • Jika ucapan belum sempurna maknanya, maka itu disebut lafadz, bukan kalam.


Jumlah

Jumlah adalah kalimat yang memiliki susunan sempurna. Jumlah terbagi menjadi dua:

  1. Jumlah Ismiyyah: dimulai dengan isim, misalnya: زيد قائم Zaid berdiri.

  2. Jumlah Fi‘liyyah: dimulai dengan fi‘il, misalnya: جاء زيد Telah datang Zaid.


I‘rab

I‘rab adalah perubahan harakat akhir kata karena pengaruh faktor (‘āmil) dalam kalimat. Contoh:

  • زيدٌ (Zaid sebagai mubtada’, marfū‘ dengan ḍammah)

  • رأيتُ زيدًا (Aku melihat Zaid sebagai maf‘ul bih, manṣūb dengan fatḥah)

  • مررتُ بزيدٍ (Aku melewati Zaid sebagai majrūr dengan kasrah)

Allah ﷻ berfirman:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan bahasa Arab agar kamu memahaminya.” (Yusuf: 2)

Ayat ini menunjukkan pentingnya memahami i‘rab agar makna ayat-ayat Al-Qur’an dipahami dengan benar.


Bina’

Bina’ adalah tetapnya akhir kata, tidak mengalami perubahan harakat meskipun posisinya berubah. Contoh:

  • هذا (hadza – isim isyarah untuk mudzakkar) selalu berakhir dengan sukun, baik sebagai mubtada’, khabar, maupun maf‘ul bih.


‘Amil dan Ma‘mul

  • ‘Amil: faktor yang memengaruhi i‘rab suatu kata, misalnya fi‘il, huruf jar, atau inna.

  • Ma‘mul: kata yang dipengaruhi oleh ‘amil, misalnya fa‘il, maf‘ul bih, atau isim majrūr.

Contoh:

  • جاءَ زيدٌ → kata جاء adalah ‘amil, sedangkan زيدٌ adalah ma‘mul (fa‘il).

  • إنَّ اللهَ غفورٌ → huruf إنَّ adalah ‘amil, sedangkan اللهَ adalah ma‘mul (isim inna).


Atsar Ulama tentang Pentingnya Istilah Nahwu

Imam Malik رحمه الله berkata:

لا يصلح آخر هذه الأمة إلا بما صلح به أولها

“Tidak akan baik generasi akhir umat ini kecuali dengan apa yang menjadikan generasi awalnya baik.” (Dinukil dalam I‘lam al-Muwaqqi‘in, Ibnul Qayyim, 2/182)

Salah satu yang membuat generasi awal umat ini mulia adalah perhatian mereka terhadap bahasa Arab, termasuk nahwu. Dengan memahami istilah-istilah dasar nahwu, seorang muslim telah menapaki jalan para salaf dalam menjaga kemurnian bahasa wahyu.


Kesimpulan

Istilah dasar dalam ilmu nahwu seperti kalimah, kalam, jumlah, i‘rab, bina’, ‘amil, dan ma‘mul adalah fondasi penting untuk memahami bahasa Arab. Tanpa memahaminya, seorang penuntut ilmu akan kesulitan memasuki bab-bab lanjutan.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments

Pesantren MAQI

Lembaga Bahasa Arab dan Studi Islam

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Advertisment ad adsense adlogger