Bahasa Arab

Perbedaan Nahwu dan Sharaf

Pengantar

Bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an, bahasa Sunnah Nabi ﷺ, sekaligus bahasa umat Islam. Untuk memahaminya dengan benar, para ulama merumuskan dua cabang ilmu pokok, yaitu ilmu nahwu dan ilmu sharaf. Keduanya sering disebut sebagai “dua sayap” bagi siapa pun yang ingin menguasai bahasa Arab.


Definisi Ilmu Nahwu

Ilmu nahwu adalah ilmu yang membahas tentang kedudukan kata dalam kalimat serta perubahan harakat akhir suatu kata sesuai dengan peran dan faktor (‘āmil) yang memengaruhinya. Dengan nahwu, kita bisa mengetahui apakah suatu kata berstatus mubtada’, khabar, fa‘il, maf‘ul bih, atau kedudukan lainnya.

Contoh sederhana:

  • زيدٌ قائمٌ Zaid berdiri → Zaid sebagai mubtada’, marfū‘ dengan ḍammah.

  • رأيتُ زيدًا Aku melihat Zaid → Zaid sebagai maf‘ul bih, manṣūb dengan fatḥah.

  • مررتُ بزيدٍ Aku melewati Zaid → Zaid sebagai majrūr dengan kasrah karena huruf jar.

Perubahan harakat akhir kata ini dipelajari melalui ilmu nahwu.


Definisi Ilmu Sharaf

Ilmu sharaf adalah ilmu yang membahas tentang bentuk kata (ṣīghah), wazan, dan perubahan yang terjadi pada huruf-hurufnya. Sharaf tidak berbicara tentang kedudukan kata dalam kalimat, melainkan pada struktur internal sebuah kata.

Contoh:

  • كتب → كاتب → مكتوب → كتاب
    Semua kata ini berasal dari akar kata yang sama (ك ت ب), tetapi mengalami perubahan bentuk sesuai kaidah sharaf.

Ilmu sharaf membantu kita memahami pola kata kerja, kata benda, dan derivasi (ishtiqāq) dalam bahasa Arab.


Perbedaan Pokok antara Nahwu dan Sharaf

1. Objek Kajian

  • Nahwu: posisi kata dalam kalimat dan perubahan harakat akhirnya.

  • Sharaf: bentuk kata, pola (wazan), dan perubahan struktur huruf.

2. Contoh Penerapan

  • Nahwu:
    جاءَ محمدٌ
    Telah datang Muhammad → Muhammad marfū‘ karena menjadi fa‘il.

  • Sharaf:
    ضرب (memukul) → يضرب (memukul, sekarang) → مضروب (yang dipukul).

3. Tujuan

  • Nahwu: menjaga dari kesalahan dalam membaca dan memahami kalimat.

  • Sharaf: memperluas kosa kata dan memahami berbagai bentuk kata turunan.


Urgensi Nahwu dan Sharaf dalam Islam

Allah ﷻ berfirman:

إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

“Sesungguhnya Kami menjadikannya Al-Qur’an dengan bahasa Arab agar kamu memahaminya.” (Az-Zukhruf: 3)

Bahasa Arab adalah pintu memahami Al-Qur’an. Tanpa nahwu, seseorang bisa keliru memahami susunan kalimat. Tanpa sharaf, seseorang bisa keliru memahami bentuk kata dan maknanya.

Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadits Utsman bin Affan رضي الله عنه:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 5027)

Ilmu nahwu dan sharaf adalah kunci untuk mempelajari Al-Qur’an dengan baik, sehingga seorang muslim tidak salah dalam membaca maupun menafsirkannya.


Hubungan Nahwu dan Sharaf

Kedua ilmu ini tidak bisa dipisahkan. Nahwu mengatur posisi kata dalam kalimat, sementara sharaf mengatur bentuk kata. Seorang pelajar bahasa Arab harus menguasai keduanya agar pemahamannya sempurna.

Seperti dua sayap pada seekor burung, bahasa Arab tidak bisa terbang tinggi tanpa keduanya.


Kesimpulan

Ilmu nahwu dan sharaf adalah dua cabang utama dalam bahasa Arab. Nahwu membahas kedudukan kata dalam kalimat dan perubahan akhir katanya, sedangkan sharaf membahas bentuk kata dan pola perubahan hurufnya. Dengan keduanya, seorang muslim dapat memahami Al-Qur’an, hadits, dan ilmu-ilmu Islam dengan benar.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments

Pesantren MAQI

Lembaga Bahasa Arab dan Studi Islam

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Advertisment ad adsense adlogger