Sirah

Abu Bakar As Shiddiq (3)

Budi Pekerti yang Luhur dari seorang Abu Bakar Shiddiq

  1. Takutnya akan barang yang haram

Wuhaib bercerita tentang ucapannya: “Seandainya engkau duduk di tiang masjid, tidaklah berguna hingga engkau melihat apa yang masuk ke dalam perutmu, apakah halal ataukah haram?”

Umar bin al Khattab pun mengisahkan, “Kita selalu menyisakan sepersembilan benda halal, untuk antisipasi terjebak akan sesuatu yang haram”.

Aisyah juga meriwayatkan tentang ayahnya: “Abu Bakar dahulu memiliki pembantu anak muda, lalu ia memberikan hidangan untuknya. Maka anak muda itu berkata, “tahukah engkau apa ini?” Abu bakar tanya: “Apa ini..?”. Ia jawab :”Dahulu aku berlagak peramal untuk orang-orang di masa jahiliyah, tapi aku tidak pandai betul meramal. Cuma aku tipu saja dia itu”. Lalu dia menemuiku dan memberikan semua tadi yang aku juga makan darinya. Dan Abu Bakar masukkan tangannya ke mulutnya, hingga ia memuntahkan semua apa yang di perutnya.”

  1. Infaknya di jalan Allah

Ibnu Abbas mengisahkan: “Orang-orang Musyrik menyiksa Bilal, tetapi Bilal berjawab: “Ahad…Ahad…”. Lalu Nabi Muhammad berjalan melewatinya, dan berkata: “Ahad… yakni Allah ta’ala yang akan menyelamatkanmu.” Dan Nabi pun menemui Abu Bakar: “Wahai Abu Bakar, sesungguhnya Bilal disiksa di jalan Allah”. Abu Bakarpun mengerti maksud Rasulullah, dan ia pun bergegas ke rumahnya. Lalu diambilnya seciduk berupa emas, dan ia pergi kepada Umayyah bin Khalaf, majikan Bilal. “Maukah kau menjual Bilal?”. “Iya”, jawabnya. Akhirlah dibelinya dan dibebaskanlah Bilal tadi.

Juga Umar bin Khattab menceritakan kebaikan Abu Bakar. Disaat Rasulullah menyuruh untuk bersedekah, Umar bersedekah sesuai harta yang ada padanya, ia berkata: “Hari ini aku lebih dahulu dari Abu Bakar, akupun bawakan setengah hartaku”. Rasulullah pun memandangnya: “Apa yang kau sisakan untuk keluargamu?”. “Sama seperti itu”, ujarnya. Lalu datanglah Abu Bakar dengan membawa segala apa yang dimilikinya, dan berkata: “Apa yang kau sisakan untuk keluargamu?”. “Aku sisakan untuk mereka Allah dan RasulNya”, jawabnya. Umarpun sontak: “Aku tidak bisa lebih darinya dalam satu hal selamanya”>

  1. Tangisannya dihadapan Rasulullah

Ibunda Aisyah mengisahkan bahwa suatu saat Nabi menyuruh Abu Bakar mengimami shalat. Aisyah pun menjawab: “Wahai Rasul, sesungguhnya Abu Bakar jika berdiri di posisimu, tidaklah terdengar darinya kecuali tangisannya, maka cobalah perintah Umar untuk mengimami shalat?”. Rasulullah pun berulang memintan lagi: “Suruhlah Abu Bakar mengimami shalat”. Aisyah bercerita, ia pun lantas meminta Hafshah: “Bilang padanya, sesungguhnya Abu Bakar jika berdiri di posisimu, tidaklah terdengar darinya kecuali tangisannya, maka cobalah perintah Umar untuk mengimami shalat”. Rasulullah pun geram: “Kalian ini seperti kaum wanita Nabi Yusuf, Suruhlah Abu Bakar mengimami shalat!” . Maka terpaksalah Abu Bakar mengimami shalat sembari menangis terisak-isak.

Penulis : Ustadz M. Ramdhan El-Hakim (Staff Pengajar Pesantren MAQI)

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Advertisment ad adsense adlogger