Ilmu Hadits

Pengantar Mustalahul Hadits

Pendahuluan

Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah SWT. Kita memohon pertolongan kepadanya, memohon ampunan kepadanya dan kita juga berlindung kepada Allah SWT dari kejelekan prilaku diri kita dan dalam kekurangan segala amal kita. Barang siapa yang di berikan hidayah oleh Allah SWT maka dia tidak akan pernah tersesat dan barang siapa yang Allah sesatkan maka tidak akan pernah mendapatkan petunjuknya. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusannya.

Ya Allah sampaikanlah sholawat kepada nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana engkau sampaikan sholawat kepada nabi Ibrohim dan keluarganya dan berikanlah keberkahan kepada nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana engkau berikan keberkahan kepada nabi Ibrohim dan keluarganya, sesungguhnya engkau maha terpuji maha mulya.

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam” (QS Ali Imran: 102)

 

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

” Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu ” (QS An nisa: 1)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

” Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar ” ( QS Al ahzab: 70-71)

Amma ba’du

Maka sesungguhnya perkataan yang paling benar adalah prtkataan yanga ada di dalam kitab Allah (Al Qur’an), dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad SAW, dan seburuk-burknya perkara adalah sesuatu yang baru dan segala yang baru adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan, dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.

Maka sesungguhnya setiap orang yang memiliki keterkaitan dengan ilmu syari’at maka urgensi ilmu hadits untuk segala ilmu-ilmu syar’i tidak akan menjadi abstrak atau hilang ke urgensiannya. Maka tidak ada satu ilmupun kecuali ilmu itu selalu membutuhkan kepada ilmu hadits, dimana kita mempelajari ilmu hadits maka kita akan mengetahui shohih atau dhoifnya sebuah hadits dari Rosulullah SAW atau atsar yang datang dari para shahabat dan tabi’n ra.hum.

Berkata Imam ibnu Ash sholah ra: ” Dalam hal ini, yang mana ilmu hadis itu merupakan cabang ilmu yang diunggulkan diantara ilmu ilmu syariat lainnya dan yang paling bermanfaat, Disukai para tokoh dan pakar yaitu kalangan ulama pentahqiq dan yang meneliti ilmu tersebut, hanyalah orang-orang yang memiliki keburukan dan kerendahan yang membenci ilmu hadits tersebut. Dan ilmu hadits ini ilmu yang paling banyak dijadikan sebagai pelajaran awal untuk mendalami cabang-cabang ilmu lainnya. Apalagi didalam mempelajari ilmu fiqih yang itu adalah sebagai rujukan manusia. Oleh sebab itu banyak diantara pengarang di antara para fuqoha keliru dalam penyusunan kitab fiqih. Maka nampaklah kesalahan para fuqoha di dalam karangan-karangan tentang ilmu fiqih tersebut. ” selesai.

Al hafidz ibnu hajar ra. Berkata:

” Dan adapun ilmu hadits itu menjadi sesuatu yang paling banyak dijadikan sebagai pintu masuk, karna  setiap tiga jenis ilmu membutuhkannya: Adapun hadits udah jelas, Adapun Ilmu tafsir berperan paling utama dalam menafsirkan Al Qur’an dari apa yang telah Nabinya SAW tetapkan; Dan seorang pengamat yang demikian harus melihat kepada apa yang ditetapkan dan yang belum di tetapkan oleh Nabi.

Dan Adapun ilmu fiqih maka kebutuhan seorang Ahli fiqih kepada dalil yang di tetapkan oleh Nabi daripada hadits selain dalil yang belum di tetapkan oleh Nabi. Dan yang demikian itu tidak akan menjadi jelas kecuali dengan mempelajari ilmu hadits.” selesai.

Dan barangsiapa yang menganggap remeh ilmu ini maka tidak skan bisa memenuhi sasaran, atau belum pergi ke keluarganya tentang pengetahuan hukum-hukumnya terhadap riwayah seperti orang yang mencari kayu bakar pada malam hari bisa jadi dia mengambil ular yang akan menggigitnya.

Sebagaimana Imam As Syafi’i ra. Mengatakan: “Perumpamaan orang yang mencari ilmu tanpa sanad seperti orang yang mencari kayu bakar pada malam hari bisa jadi dia mengambil ular yang akan menggigitnya, dan dia tidak mengetahuinya”

Dan berkata Imam ‘Iroqiy ra. Sebagai penjelasan tentang urgensi ilmu hadits yang mulya ini: “Maka ilmu hadits itu penting dampaknya, banyak manfaatnya, atasnya banyak hukum-hukum, dan dengannya diketahui halal dan haram, dan bagi ahlinya tedapat istilah yang harus dipahami oleh seorang pencari ilmu; Maka dengan ini di sunnahkan mendahulukan di dalam melindungi ilmu tersebut” selesai.

Pengertian Ilmu hadits:

Al  hafidz ibnu Hajar ra. Berkata: “Perkenalan yang paling awal untuk ilmu hadits: Pengetahuan tentang kaidah-kaidah untuk mengetahui keadaan orang yang meriwayatkan dan yang diriwayatkan (sanad dan matan)”

Dan As suyutiy ra. Berkata dalam (alfiyahnya):

علم الحديث: ذو قوانين تُحدّ ** يُدرى بها أحوال متن وسند

فذانك الموضوع، والمقصود ** أن يُعرف المقبول والمردود

“Ilmu hadits memiliki kaidah-kaidah dibatasi ** dengannya diketahui keadaan matan dan sanad

Dan yang dua itu adalah al maudhu’ (matan dan sanad) dan al maqsud (matan) ** agar bisa diketahui penerimaan dan penolakannya”

Penjelasan: Sesungguhnya maudu’ Ilmu hadits adalah pengetahuan kaidah-kaidah yang bisa mengantarkan kepada pengetahuan tentang keadaan sanad dan matan, adapun tujuan dan maksud dari ilmu hadits adalah pengetahuan tentang riwayat-riwayat yang diterima kemudian bisa di amalkan dan Riwayat-riwayat yang ditolak yang kemudian tidak diperbolehkan untuk mengamalkannya.

Dan saya telah meletakkan matan yang ringkas di dalam ilmu yang mulya ini (ilmu hadits); atas permintaan guru saya yaitu Syeikh  wahid bin ‘abdu al salam baliy semoga Allah menjaganya, dan banyak para penuntut ilmu menghapal dan mempelajarinya, kemudian saya di pinta untuk menyarah atau menjelaskan matan yang ringkas tersebut, maka saya memohon pertolongan kepada Allah SWT di dalam syarahnya, semoga Allah SWT memberikan kepada saya taufiq untuk syarah ini yang ada di depan sodaraku yang yang mulya.

Kemudian aku memohon kepada Allah agar menjadikannya semata-mata ikhlas mengharap ridho yang maha mulia yaitu Allah SWT, dan dijadikan bekal untuk saya, keluarga saya, sodara-sodara saya, istri saya dan anak-anak saya kelak di hari kiamat; mak dia Allah pelindung dan berekuasa atasnya dan cukuplah dia sebaik-baik pelindung.

Penulis : Ustadz Sihabudin (Admin Program Online Pesantren MAQI) 

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Advertisment ad adsense adlogger