Hadits

Loyal dengan Nasehat

 

Nasehat secara umum  adalah sesuatu hal berhubungan dengan hal yang baik-baik. Nasihat juga dapat diartikan sebagai teguran, petunjuk, ajaran, pelajaran, anjuran yang pokoknya bersifat baik. Contohnya adalah Teguran “ Seharusnya kamu itu rajin belajar” , kalau tidak rajin belajar maka nanti nilai kamu buruk.”

Menurut ulama islam nasehat berasal dari Bahasa Arab yaitu “nashaha” yang memiliki dua makna yaitu “khalasha” dan “khaatha”. “Khalasha” bermakna murni dan bersih dari segala kotoran sedangkan “khaatha” artinya menjahit. Menasihati dapat diibaratkan menjahit pakaian yang robek (perbuatan buruk), sehingga baju itu menjadi bagus kembali.

Imam Nawawi rahimahullah, menukil keterangan dari Imam Khaththabi rahimahullah, menyatakan bahwa kata “nashaha” diambil dari kata “nashahtu al-‘asla” yang diibaratkan ketika menyaring madu dari lilinnya. Madu yang terpisah dari lilinnya akan menjadi murni dan bersih.

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda :

عن أبي رقية تميم بن أوس الداري رضي الله عنه, أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ» قلنا: لمن؟ قال: «لله, ولكتابه, ولرسوله, لأئمة المسلمين وعامتهم». رواه مسلم

Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus ad-Daary radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama itu nasihat”. Kami pun bertanya, “Hak siapa (nasihat itu)?”. Beliau menjawab, “Nasihat itu adalah hak Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemerintah kaum muslimin dan rakyatnya (kaum muslimin)”. (HR. Muslim)

Pada hadits ini, yang dimaksud dengan kata ad-dien adalah: agama dan seperti yang telah di jelaskan sebelumnya kata an-nashihah berasal dari kata an nush-hu yang secara etimologi mengandung dua makna yaitu :

Bersih dari kotoran-kotoran dan bebas dari para sekutu.

Merapatnya dua sesuatu sehingga tidak saling berjauhan.

Definisi an-nashihah secara terminologi dalam hadits ini adalah: Mengharapkan kebaikan orang yang dinasihati, definisi ini berkaitan dengan nasihat yang ditujukan kepada pemimpin umat Islam dan rakyatnya. Adapun jika nasihat itu diarahkan kepada Allah, kitab-Nya dan Rasul-Nya, maka yang dimaksud adalah merapatnya hubungan seorang hamba dengan tiga hal tersebut di atas, di mana dia menunaikan hak-hak mereka dengan baik.

Namun dalam memahami sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “agama itu nasihat”, para ulama berbeda pendapat; ada yang mengatakan bahwa semua ajaran agama Islam tanpa terkecuali adalah nasihat. Sebagian ulama yang lain menjelaskan maksud dari hadits ini adalah bahwa sebagian besar ajaran agama Islam terdiri dari nasihat, menurut mereka hal ini senada dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

الدعاء هو العبادة

“Doa adalah ibadah.” (HR. Abu Dawud)

Dan sama halnya dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

« الحج عرفة »

“Haji adalah Arafah.” (HR. At-Tirmidzi)

Maknanya adalah bukan berarti bahwa ibadah dalam agama Islam itu hanya berbentuk doa saja, juga bukan berarti bahwa ritual ibadah haji hanya wukuf di Arafah saja, yang dimaksud dari kedua hadits adalah: menerangkan betapa pentingnya kedudukan dua macam ibadah tersebut.

Dan keluar dari perbedaan makna tersebut intinya tetap wajib bagi kita dalam menerapkan hadis ini dalam kehidupan sehari-hari.

Wallahu A’lam

Penulis : Ustadz Faisal Alhabsyi (Bidang Kurikulum dan Akademik Pesantren MAQI)

 

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Advertisment ad adsense adlogger