Al-Quran

Adab Menunaikan Ibadah Haji

Ibadah haji adalah rukun Islam yang kelima. Sebagaimana ibadah yang lainnya, pelaksanaan ibadah haji ada yang diterima disisi Allah dan dinilai Haji Mabrur dan ada juga yang ditolak. Untuk kesempurnaan ibadah haji, setiap muslim tentu saja perlu memperhatikan adab dan tata tertib pelaksanaan haji, diantaranya adalah;

 

  1. Hendaklah ibadah haji itu hanya semata karena Allah

…. وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ (آل عمران: 97)

….. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam (QS. Ali Imran: 97)

وَاَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلّٰهِ ۗ …….(البقرة: 196)

Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah……(QS. al-Baqarah: 196)

 

  1. Hindari hal-hal yang menyebabkan rusaknya ibadah haji

اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيْهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوْقَ وَلَا جِدَالَ فِى الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُ ۗ وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ (البقرة: 197)

(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat! (QS. al-Baqarah: 197)

 

  1. Tingkatkanlah Dzikrullah setelah ibadah haji

فَاِذَا قَضَيْتُمْ مَّنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَذِكْرِكُمْ اٰبَاۤءَكُمْ اَوْ اَشَدَّ ذِكْرًا ۗ فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا وَمَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ (البقرة: 200)

Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka berzikirlah kepada Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyang kamu, bahkan berzikirlah lebih dari itu. Maka di antara manusia ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia,” dan di akhirat dia tidak memperoleh bagian apa pun. (QS. al-Baqarah: 200)

 

Hadits-Hadits:

  1. Pahala haji dan umrah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ (رواه البخاري)

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa Nabi ﷺ berkata, “Umrah demi umrah berikutnya menjadi penghapus dosa antara keduanya dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga”. (HR. Bukhari)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ مَنْ حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ (رواه البخاري)

 

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata; Aku mendengar Nabi ﷺ bersabda, “Barangsiapa melaksanakan haji lalu dia tidak berkata-kata kotor dan tidak berbuat fasik maka dia kembali seperti hari saat dilahirkan oleh ibunya”. (HR. Bukhari)

قَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: اَلسَّائِرُوْنَ كَثِيْرُوْنَ وَالْحَاجُّ قَلِيْلٌ

‘Umar radhiallahu’anhu berkata: “Yang sekedar berjalan-jalan itu banyak dan yang mengerjakan haji itu sedikit”.

  1. Berbagai motif pelaksanaan ibadah haji

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ فِيْهِ يَحُجُّ أَغْنِيَاءْهُمْ لِلنُّزْهَةِ وَأَوْسَطُهُمْ لِلتِّجَارَةِ وَأَغْلَبُهُمْ لِلرِّيَاءِ وَالسُّمْعَةِ وَفُقَرَاءُهُمْ لِلْمَسْأَلَةِ

Rasulullah ﷺ bersabda: “akan datang suatu masa kepada manusia, dimana pada masa itu orang kaya mengerjakan haji untuk tamasya (berlibur), dan golongan menengah mereka mengerjakan ibadah haji untuk berdagang, dan kebanyakan dari mereka mengerjakan haji karena riya (ingin dilihat orang) dan hanya untuk reputasai (kemasyhuran), dan orang-orang fakir mereka mengerjakan haji untuk meminta-minta”.

Inilah diantara adab dalam menunaikan ibadah haji yang mesti kita perhatikan agar kesempurnaan ibadah yang kita lakukan bisa diakui sebagai amal sholeh disisi Allah SWT.

Penulis : Ustadz Fairuuz Faatin (Bidang Perkantoran & Bendahara Pesantren MAQI

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Advertisment ad adsense adlogger